Kata Dasar dan Kata Berimbuhan : Perbedaan dan Cara Penulisannya yang Benar

Kata dasar dan kata berimbuhan

Selamat datang kembali kepada semua pembaca setia blog firdaus artikel, pada kesempatan kali ini mimin akan memberi sedikit pengetahuan mengenai kata dasar dan kata berimbuhan. Mimin yakin kamu sudah pernah mendapatkan materi ini sewaktu masih sekolah. Benar bukan?

Nah bagi pembaca yang saat ini masih dalam status sebagai pelajar dan membutuhkan materi mengenai tata cara penulisan kata tersebut, maka sangat tepat jika kamu mengunjungi postingan ini. Untuk pembaca yang sudah tidak lagi berstatus sebagai pelajar, tidak ada salahnya juga mempelajari materi. Hitung-hitung flashback dan nambah pengetahuan bukan?

Apa perbedaan kata dasar dan kata imbuhan? Dan bagaimana tata cara penulisan yang tepat? Simak pembahasannya berikut ini :

 

Perbedaan Kata Dasar dan Kata Berimbuhan dan Cara Penulisannya

Kata merupakan satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, juga sudah dijelaskan bahwa kata merupakan unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan sebagai perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.

Kata dasar dan kata imbuhan merupakan dua diantaranya beberapa jenis kata yang dibedakan berdasarkan bentuknya. Mengenai perbedaan dan cara penulisannya yang tepat, semua berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Resellerindo

 

Kata Dasar

Kata dasar merupakan kata yang belum mendapat imbuhan, baik itu berupa prefiks atau awalan, sisipan, konfiks maupun sufiks atau akhiran. Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata dasar diartikan kata-kata yang menjadi dasar bentukan kata yang lebih besar.

Kata dasar tersusun atas morfem atau gabungan morfem. (Note : Morfem adalah  satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna dan tidak bisa dibagi kedalam bentuk bahasa yang lebih kecil lagi). Kata dasar juga memiliki beberapa ciri-ciri yaitu sebagai berikut :

  • Kata dasa satuan paling kecil dan memiliki makna tersendiri.
  • Merupakan dasar dari pembentukan suatu kata, baik itu kata yang sudah diberikan imbuhan atau yang termasuk kata turunan.
  • Jika mendapat tambahan berupa kata imbuhan, maka kata dasar akan mengalami perbedaan arti atau makna
  • Kumpulan dari beberapa kata dasar dapat menjadi satu kesatuan kalimat tanpa harus ditambahkan imbuhan.
Artikel menarik lainnya :  9+ Aplikasi Belajar Bahasa Arab Terbaik Online + Offline

 

Kata dasar terbagi atas dua jenis, yakni kata dasar tunggal dan kata dasar kompleks. Apa perbedaan diantara keduanya? Kata dasar tunggal atau yang juga disebut monomorfenis merupakan kata dasar yang hanya terdiri atas satu morfem saja. Contoh : api, air, rumah, badai, dan bulan

Sementara untuk kata dasar kompleks mempunyai dua morfem atau lebih. Suatu kata dasar bisa disebut sebagai kata dasar kompleks apabila mengalami beberapa proses, yakni pemberian imbuhan atau mengalami reduplikasi (pengulangan kata). Contoh : bersantai, berkemah, berkemas, kupu-kupu, dan dedaunan.

Tata Cara Penulisan Kata Dasar yang Benar

Sesuai dengan Pedoman EBI (Ejaan Bahasa Indonesia), kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.

Misalnya :

  • Saya pergi ke sekolah tadi pagi.
  • Ani duduk di kursi paling depan
  • Rudi makan buah pisang.
  • Pola pikir setiap orang berbeda.
  • Dia rutin minum jamu setiap hari.

 

Kata Berimbuhan

Kata berimbuhan atau imbuhan atau yang juga disebut sebagai afiks merupakan bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata baik itu di awal, tengah, akhir, atau gabungan di antara ketiga imbuhan tersebut guna membentuk kata atau frasa baru yang maknanya masih berkaitan dengan kata yang pertama. Kata berimbuhan merupakan kata yang sudah mengalami proses pengimbuhan (afiksasi).

Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, afiks merupakan bentuk terikat yang jika ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan mengalami perubahan makna gramatikal (seperti prefiks, infiks, konfiks, dan sufiks). Arti lainnya, afiks adalah bentuk (atau morfem) terikat yang digunakan untuk menurunkan kata imbuhan.

Pemakaian imbuhan atau afiks juga dapat mengubah kelas kata. Kata benda bisa menjadi kata sifat, kata sifat bisa jadi kata keterangan, kata kerja bisa menjadi kata benda, dan lain sebagainya.

Contoh :

  • Batu tersebut berukuran sangat besar. (batu merupakan kata benda) —–> Dia diam membatu tak mau bicara apa-apa. (Membatu = kata kerja).
  • Andi sedang mandi saat ini. (mandi adalah kata kerja). —–> Pemandian di daerah tersebut ramai dikunjungi wisatawan. (Pemandian = kata benda).

Kata imbuhan atau afiks dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan letaknya, frekuensi penggunaannya, dan asal muasalnya.

Artikel menarik lainnya :  Rekomendasi Aplikasi Belajar Bahasa Thailand Terbaik 2023

a. Menurut Posisinya

  • Prefiks atau awalan = imbuhan yang terletak di awal kata dasar, contohnya : meng, ter, ber, ke, per, peng, se, dan lainnya.
  • Sufiks atau akhiran merupakan imbuhan yang terletak di akhir kata dasar, misalnya -an, -kan, -nya, -i
  • Infiks atau sisipan merupakan imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar, contoh : em, el, in, er, ah.
  • Konfiks atau simulfiks merupakan  imbuhan yang terletak di awal dan akhir kata dasar sekaligus, misalnya : ke-an,  ke-an, per-an,  ber-an, di-i  di-kan, peng-an, me-kan, memper-i, memper-kan.

b. Menurut Frekuensi Penggunaannya.

  • Afiks produktif, yakni imbuhan yang memiliki frekuensi penggunaan yang tinggi. Contohnya seperti : meng-, peng-, per-, se-, ber-, dan lainnya.
  • Afiks tak produktif yakni imbuhan yang memiliki frekuensi penggunaan rendah. Contoh: -em, -is, -er, -el, -wati, dan lainnya.

c. Berdasarkan Asal Muasalnya (Afiks Asing)

  • Akhiran/sufiks dari bahasa Sansekerta : -wan, -man, -wati.
  • Akhiran/sufiks dari bahasa Barat : -isme, -al, -or, -if, -tas, -logi, -is, -ika, (asi), dsb (kata benda), -is, dan lain sebagainya.
  • Akhiran/sufiks dari bahasa Arab :  -i, -wi, -at, -ah, -in.

 

Tata Cara Penulisan Kata Berimbuhan yang Benar

Berdasarkan PUEBI, berikut ini beberapa aturan penulisan kata berimbuhan :

A. Imbuhan (awalan/prefiks, sisipan/infiks, akhiran/sufiks dan juga gabungan awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Misalnya :

  • Ia berjalan sendiri di tengah hutan.
  • Lukisan itu sangat indah sekali.
  • Jika ada kemauan, di situ pasti ada jalan.
  • Tubuh ibu gemetar mendengar kabar anaknya meninggal dunia.
  • Kamus dapat mempermudah kita belajar bahasa asing.

Catatan : imbuhan yang diserap dari unsur asing seperti -wan, -wi, -isme, atau -man ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.

Misalnya :

  • Iwan Fals merupakan salah satu seniman handal dari Indonesia.
  • David berprofesi sebagai kamerawan.
  • Jangan hanya memikirkan duniawi saja, sebab dunia hanya bersifat sementara.
  • Fanatisme suporter tim sepakbola tersebut sangatlah tinggi.

B. Bentuk terikat dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Contoh :

  • Banyak turis mancanegara yang hadir di Pulau Bali.
  • Seminar itu diadakan di Gedung Pascasarjana Universitas Jember.
  • Roy mengikuti ekstrakurikuler basket di sekolahnya.
  • Narapidana kasus narkoba dimasukkan ke sel Nusakambangan.
  • Dia terlihat sangat proaktif.

Catatan :

Artikel menarik lainnya :  Macam-macam Bencana Alam yang Kerap Terjadi di Indonesia

B.1. Bentuk terikat yang diikuti kata berhuruf awal kapital atau singkatan berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).

Misalnya :

  • Seorang jurnalis diusir dari simposium anti-PKI.
  • Penulisan yang tepat adalah non-Indonesia, bukan non Indonesia.
  • Indonesia tidak pro-Barat maupun pro-Timur.
  • Pan-Afrikanisme adalah suatu gerakan yang bertujuan menyatukan negara-negara di Afrika.
  • Tiket liburan menuju negara non-ASEAN sudah terjual habis.

B.2. Bentuk kata “maha” yang diikuti kata turunan yang mengacu pada sifat atau nama Tuhan ditulis dengan huruf awal kapital.

Contohnya seperti :

  • Mari kita selalu bersyukur kepada Tuhan yang Maha Pemurah.
  • Kita berdoa kepada Tuhan yang Maha Pengampun dengan khusyu.

B.3. Bentuk kata “maha” yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada sifat atau nama Tuhan ditulis serangkai, kecuali kata esa.

Contohnya yaitu :

  • Tuhan Yang Mahakuasa menentukan jalan hidup seseorang.
  • Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan perlindungan kepada kita.

Demikian ulasan materi mengenai kata dasar dan kata berimbuhan, semoga bermanfaat ya.

2 pemikiran pada “Kata Dasar dan Kata Berimbuhan : Perbedaan dan Cara Penulisannya yang Benar”

Tinggalkan komentar