Tentang Mitigasi : Pengertian, Jenis-jenis, Strategi, dan Pedoman Mitigasi Bencana Alam

Tentang Mitigasi Bencana Alam
Gambar via mediaindonesia.com

Berdasarkan fakta yang telah disampaikan sebelumnya mengenai seringnya bencana alam terjadi di Indonesia, tentu saja pemberian edukasi tentang mitigasi tentang mitigasi bencana alam mutlak harus diberikan kepada masyarakat guna meminimalisir adanya korban jiwa dan kerugian yang jauh lebih besar.

Namun sebelum berlanjut ke tahapan-tahapannya, ada baiknya anda mengetahui terlebih dahulu tentang pengertian, tujuan, jenis-jenis, dan strategi dari mitigasi bencana alam. Berikut ini adalah pembahasan lengkapnya :

 

Pengertian Mitigasi Bencana

Definisi Secara Umum

Tahukah anda apa itu mitigasi bencana? Secara umum, mitigasi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan guna menghilangkan atau setidaknya mengurangi kerugian dan korban yang bisa saja terjadi akibat bencana, yakni dengan cara melakukan persiapan sebelum bencana tersebut terjadi.

 

Definisi Menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007

Sementara itu, menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, disebutkan bahwa pengertian mitigasi adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk meminimalisir resiko dan dampak terjadinya bencana, baik itu melalui pembangunan infrastruktur ataupun memberikan kemampuan dan kesadaran dalam menghadapi bencana.

Setelah anda mengetahui pengertiannya, selanjutnya saya akan membahas tujuan dilakukannya mitigasi bencana yaitu :

 

Tujuan Mitigasi Bencana

Tujuan dilakukannya langkah mitigasi dibagi menjadi 2, tujuan pokok dan tujuan sekunder. Untuk tujuan pokok, dilakukan untuk mengurangi resiko kematian dan cidera yang mungkin saja dialami oleh penduduk yang terkena dampak dari bencana tersebut. Selain itu, tujuan umum lainnya yaitu sebagai berikut :

  • Meminimalisir kerugian ekonomi dan juga kerusakan sumber daya alam.
  • Sebagai pedoman untuk perencanaan pembangunan
  • Meningkatkan public awareness atau pengetahuan masyarakat dalam menghadapi dan mengurangi resiko/dampak bencana, sehingga masyarakat bisa hidup dan bekerja dengan aman.
Artikel menarik lainnya :  5+ Aplikasi Belajar Bahasa Malaysia Terbaik 2022

Sementara itu, tujuan sekundernya yaitu mengurangi kerusakan dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan karena rusaknya infrastruktur sector publik serta mengurangi kerugian-kerugian sektor swasta selama hal tersebut mungkin mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

 

Jenis-jenis Mitigasi

Mitigasi terbagi atas dua jenis, mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural. Perbedaan keduanya dapat anda ketahui selengkapnya di bawah ini :

 

Mitigasi Struktural

Mitigasi struktural merupakan upaya mengurangi resiko bencana dengan melakukan pembangunan prasarana fisik dengan teknologi dan spesifikasi tertentu dan juga terbaik. Beberapa contoh tersebut yaitu :

  • Untuk mencegah banjir, bisa dilakukan dengan membangun kanal khusus.
  • Penggunaan alat pendeteksi untuk mengetahui aktivitas gunung berapi.
  • Guna meminimalisir kerusakan gempa, struktur bangunan harus dibuat sangat kuat dan tahan terhadap guncangan gempa.
  • Adanya alat pendeteksi sistem peringatan dini tsunami untuk memperkirakan kemungkinan timbulnya gelombang tsunami

Apakah di Indonesia sudah menerapkan semua hal tersebut? Sejatinya negara kita sudah memiliki alat-alat tersebut hanya saja masih tidak bisa menjaganya dengan sebaik mungkin. Hal ini terbukti dari hilangnya alat pendeteksi tsunami yang ada di pantai Anyer Banten.

Padahl jika benar-benar dijaga dengan baik tidak menutup kemungkinan penduduk setempat bakal mendapatkan kesempatan lebih banyak mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

 

Mitigasi Non-Struktural

Mitigasi Non-struktural lebih berorientasi pada kebijakan dan peraturan bina mengurangi dampak dari sebuah bencana. Beberapa contoh dari mitigasi non-struktural yaitu :

  • Larangan membuang sampah di sungai atau selokan.
  • Larangan penebangan hutan secara liar.
  • Larangan mendaki gunung dalam radius sekian kilometer.
  • Mengatur tata ruang kota.
  • Mengatur kapasitas pembangunan masyarakat.

Guna memberikan efek jera, biasanya ada sanksi yang harus diterima oleh seseorang apabila melanggar peraturan atau kebijakan tersebut. Namun sayangnya, kesadaran masyarakat untuk mematuhi sebuah peraturan masih sangat rendah.

Artikel menarik lainnya :  Aturan Pemenggalan Kata yang Benar Sesuai PUEBI

 

Strategi Mitigasi

Dalam melaksanakan mitigasi, tentu tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Jika kita melihat fakta, meski bencana sudah biasa dan kerap kali terjadi di negara Indonesia, tetapi tetap saja menimbulkan kepanikan ketika bencana tersebut sudah datang. Menurut Total Disaster Risk Management, strategi mitigasi meliputi :

 

Establishment of Coordination Mechanism and Legal Framework for Disaster Reduction

Strategi yang satu ini dilakukan dengan membentuk mekanisme koordinasi dan juga kerangka legal untuk pengurangan resiko maupun mitigasi bencana. Mekanisme seperti itu tentu amatlah penting untuk melindungi dan memperjelas alur kerja bagi setiap orang yang berkepentingan dalam urusan bencana alam.

 

Integration of Disaster Reduction Concept into Development Planning

Strateginya yakni dengan mengintegrasikan konsep pengurang resiko dan mitigasi bencana pada aturan serta rencana pengembangan wilayah dan juga sumber daya. Strategi ini berfokus pada proses integrasi bertahap dengan konsep reduksi resiko bencana pada berbagai macam pengembangan dan pembangunan.

 

Improvement of Sharing and Management

Berlanjut ke strategi selanjutnya yakni dengan  meningkatkan alur dan cara yang lebih efektif untuk berbagi informasi tentang bencana. Dunia yang semakin modern seharusnya lebih mudah dalam menyebarkan informasi seperti itu dan bisa dimanfaatkan sebagai salah satu strategi utama. Integrasi dari berbagai saluran, pesan, dan jutaan interkoneksi di seluruh dunia bisa sedikit mengurangi resiko bencana.

Promotion of Education and Public Awareness

Strategi selanjutnya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan dampak dan resiko dari bencana alam. Kesadaran ersebut dapat dibangun melalui berbagai edukasi baik itu di sekolah, lingkungan masyarakat, serta melakukan sosialisasi mengenai bagaimana melakukan mitigasi bencana terutama terhadap masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Biar bagaimanapun juga, pengurangan resiko bencana menjadi tanggung jawab bersama tidak hanya dari pemerintah atau BNPB saja.

Artikel menarik lainnya :  Penulisan Angka dan Bilangan yang Tepat Sesuai Kaidah PUEBI

 

Development of Multi-Stakeholder and Citizen Partnership

Masih ada strategi lain yang bisa diaplikasikan yaitu mengintegrasikan hubungan relasi antar multi-stakeholder. Selain itu, bisa melibatkan masyarakat di dalamnya yang tinggal di wilayah rawan bencana. Koordinasi yang baik tentunya dapat menjadi hal jitu untuk  mengurangi risiko sebelum bencana terjadi.

 

Pedoman Mitigasi Bencana Alam

Pada dasarnya setiap bencana alam dicegah dan ditangani dengan cara yang tidak sama. Bencana banjir tentu saja berbeda penanggulangannya dengan gempa bumi, begitupun pada tsunami, angin puting atau bencana lainnnya. Namun secara umum, pedoman mitigasi bencana alam sebagai berikut :

  1. Mengenalkan dan memantau risiko bencana alam
  2. Melakukan perencanaan partisipasi penanggulangan bencana alam.
  3. Masyarakat diberikan kesadaran mengenai bencana alam.
  4. Mengatur penanggulangan bencana alam serta melakukan upaya secara fisik maupun non fisik.
  5. Mengidentifikasi dan mengenali sumber ancaman bencana alam.
  6. Memantau pengelolaan sumber daya alam.
  7. Mengawasi pelaksanaan tata ruang serta pengelolaan lingkungan hidup.
  8. Melakukan kegiatan mitigasi bencana.

Demikian sedikit ulasan mengenai pengertian, jenis-jenis, tujuan, dan juga strategi dalam melakukan mitigasi bencana alam, semoga bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan untuk anda.

Satu pemikiran pada “Tentang Mitigasi : Pengertian, Jenis-jenis, Strategi, dan Pedoman Mitigasi Bencana Alam”

  1. Penting sekali memang perencanaan mitigasi bencana di Indonesia terus difokuskan, agar dapat meminimalisir korban jiwa akibat bencana. Sayang dana kebencanaan cuma habis buat penanganan pasca bencana, padahal jika dapat dicegah dampaknya dengan mitigasi, jauh lebih baik lagi

    Balas

Tinggalkan komentar